Sabtu, 22 Desember 2012


Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana mengajarkan untaian kalimat yang sangat berharga untuk keimanan anak di masa mendatang. Kepada Ibnu ‘Abbas yang ketika itu masih kecil, Rasulullah saw. berpesan:
"Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah bahwa apabila seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu.Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering." (HR. At-Tirmidzi).

Selasa, 28 Agustus 2012

Potret Salaf Dalam Birrul Walidain


Suatu hari, Ibnu Umar melihat seorang yang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. Orang tersebut lalu berkata kepada Ibnu Umar, “Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan.” (Diambil dari kitab al-Kabair, karya adz-Dzahabi)

Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu.” Beliau menjawab, “Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya.” (Diambil dari kitab Uyunul Akhyar, karya Ibnu Qutaibah)

Abu Hurairah menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah ingin keluar rumah, maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu rumah ibunya seraya mengatakan, “Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Ibunya menjawab, “Dan untukmu keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Abu Hurairah kemudian berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena engkau telah mendidikku semasa aku kecil.” Ibunya pun menjawab, “Dan semoga Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti kepadaku saat aku berusia lanjut.” Demikian pula yang dilakukan oleh Abu Hurairah ketika hendak memasuki rumah.” (Diambil dari kitab Adab al-Mufrad, karya Imam Bukhari)

Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i, beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata sang Ibu sudah ketiduran. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil memegang wadah berisi air tersebut hingga pagi.” (Diambil dari kitab Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)

Sufyan bin Uyainah mengatakan, “Ada seorang yang pulang dari bepergian, dia sampai di rumahnya bertepatan dengan ibunya berdiri mengerjakan shalat. Orang tersebut enggan duduk padahal ibunya berdiri. Mengetahui hal tersebut sang ibu lantas memanjangkan shalatnya, agar makin besar pahala yang di dapatkan anaknya. (Diambil dari Birrul walidain, karya Ibnu Jauzi)

Haiwah binti Syuraih adalah seorang ulama besar, suatu hari ketika beliau sedang mengajar, ibunya memanggil. “Hai Haiwah, berdirilah! Berilah makan ayam-ayam dengan gandum.” Mendengar panggilan ibunya beliau lantas berdiri dan meninggalkan pengajiannya. (Diambil dari al-Birr wasilah, karya Ibnu Jauzi)

Kahmas bin al-Hasan at-Tamimi melihat seekor kalajengking berada dalam rumahnya, beliau lantas ingin membunuh atau menangkapnya. Ternyata beliau kalah cepat, kalajengking tersebut sudah masuk ke dalam liangnya. Beliau lantas memasukkan tangannya ke dalam liang untuk menangkap kalajengking tersebut. Beliaupun tersengat kalajengking. Melihat tindakan seperti itu ada orang yang berkomentar, “Apa yang kau maksudkan dengan tindakan seperti itu.” Beliau mengatakan, “Aku khawatir kalau kalajengking tersebut keluar dari liangnya lalu menyengat ibuku.” (Diambil dari kitab Nuhzatul Fudhala’)

Muhammad bin Sirin mengatakan, di masa pemerintahan Ustman bin Affan, harga sebuah pohon kurma mencapai seribu dirham. Meskipun demikian, Usamah bin Zaid membeli sebatang pohon kurma lalu memotong dan mengambil jamarnya. (bagian batang kurma yang berwarna putih yang berada di jantung pohon kurma). Jamar tersebut lantas beliau suguhkan kepada ibunya. Melihat tindakan Usamah bin Zaid, banyak orang berkata kepadanya, “Mengapa engkau berbuat demikian, padahal engkau mengetahui bahwa harga satu pohon kurma itu seribu dirham.” Beliau menjawab, “Karena ibuku meminta jamar pohon kurma, dan tidaklah ibuku meminta sesuatu kepadaku yang bisa ku berikan pasti ku berikan.” (Diambil dari Shifatush Shafwah)

Hafshah binti Sirin mengatakan, “Ibu dari Muhammad bin Sirin sangat suka celupan warna untuk kain. Jika Muhammad bin Sirin memberikan kain untuk ibunya, maka beliau belikan kain yang paling halus. Jika hari raya tiba, Muhammad bin Sirin mencelupkan pewarna kain untuk ibunya. Aku tidak pernah melihat Muhamad bin Sirin bersuara keras di hadapan ibunya. Apabila beliau berkata-kata dengan ibunya, maka beliau seperti seorang yang berbisik-bisik. (Diambil dari Siyar A’lam an-Nubala’, karya adz-Dzahabi).

Ibnu Aun mengatakan, “Suatu ketika ada seorang menemui Muhammad bin Sirin pada saat beliau sedang berada di dekat ibunya. Setelah keluar rumah beliau bertanya kepada para sahabat Muhammad bin Sirin, “Ada apa dengan Muhammad, apakah dia mengadukan suatu hal? Para sahabat Muhammad bin Sirin mengatakan, “Tidak. Akan tetapi memang demikianlah keadaannya jika berada di dekat ibunya.” (Diambil dari Siyar A’lamin Nubala’, karya adz-Dzahabi)
Humaid mengatakan, tatkala Ibu dari Iyas bin Muawiyah meninggal dunia, Iyas menangis, ada yang bertanya kepada beliau, “Mengapa engkau menangis?” Beliau menjawab, “Aku memiliki dua buah pintu yang terbuka untuk menuju surga dan sekarang salah satu pintu tersebut sudah tertutup.” (Dari kitab Bir wasilah, karya Ibnul Jauzi)

Kisah Uwais al-Qorni
Dari Asir bin Jabir beliau mengatakan, “Jika para gubernur Yaman menemui khalifah Umar Ibnul Khatthab, maka khalifah selalu bertanya, “Apakah diantara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir”, sampai suatu hari beliau bertemu dengan Uwais, beliau bertanya, “engkau Uwais bin Amir?”, “Betul” Jawabnya. 
Khalifah Umar bertanya, “Engkau dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal di daerah Qorn?”, “Betul,” sahutnya. 
Beliau bertanya, “Dulu engkau pernah terkena penyakit belang lalu sembuh akan tetapi masih ada belang di tubuhmu sebesar uang dirham?”, “Betul.” Beliau bertanya, “Engkau memiliki seorang ibu.” 
Khalifah Umar mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 
“Uwais bin Amir akan datang bersama rombongan orang dari Yaman, dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal di daerah Qorn. Dahulu dia pernah terkena penyakit belang, lalu sembuh, akan tetapi masih ada belang di tubuhnya sebesar uang dirham. Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepada ibunya. Seandainya dia berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Jika engkau bisa meminta kepadanya agar memohonkan ampun untukmu kepada Allah maka usahakanlah.” 
Maka mohonkanlah ampun kepada Allah untukku, Uwais al-Qarni lantas berdoa memohonkan ampun untuk Umar Ibnul Khaththab. Setelah itu Umar bertanya kepadanya, “Engkau hendak pergi ke mana? “Kuffah,” jawabnya. Beliau bertanya lagi, “Maukah ku tuliskan surat untukmu kepada gubernur Kuffah agar melayanimu? Uwais al-Qorni mengatakan, “Berada di tengah-tengah banyak orang sehingga tidak dikenal itu lebih ku sukai.” (HR. Muslim)

For my little mujahid..
~~Sepenuh Cinta, Ummu Ghumaisha'  

Jumat, 03 Agustus 2012

Belajar Hikmah Dari Surat Imam Al Ghazali


Wahai anak! Nasihat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya; karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang. Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang-buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi. Ia mengira didalam ilmu yang tak bersari itulah terkandung keselamatan dan kebahagiaan, dan ia menyangka tak perlu beramal. Inilah kepercayaan filsul-filsuf.
Ia tidak tahu bahwa ketika ada pada seseorang ilmu, maka ada yang memberatkan, seperti disabdakan Rasulallah saw: “Orang yang berat menanggung siksa di hari kiamat ialah orang yang berilmu namun tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu.”
Wahai anak! Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal dan kehilangan kemauan kerja. Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang. Jika disuatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap dihadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan? Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan. Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah ilmiah, jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah.
Wahai anak! Berapa malam engkau berjaga guna mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu. Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu. Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar pangkat atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau. Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah saw dan menyucikan budi pekertimu serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka mujurlah engkau. Benar sekali kata seorang penyair, “Biarpun kantuk menyiksa mata, Akan percuma semata-mata jika tak karena Alloh semata”.
Wahai anak! Hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat! bahwasanya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti.
(www.eramuslim.com)

For my little mujahid..

~~Sepenuh Cinta, Ummu Ghumaisha'  



Senin, 30 Juli 2012

Catatanku #5

Bismillah...
Assalamu'alaikum, sayang..:)  Apa kabarmu pagi ini? Semoga engkau selalu dalam naungan cinta Ar Rahmaan..
Hamdan lillah.. tak terasa sudah 27 minggu usiamu dalam rahim ummi. Hm.. hampir 7 bulan ya..
Gimana kondisimu, nak? Rahim ummi yang gelap ini masih nyaman buat berenang dan bobokmu kan??
Semoga kasih sayang, ketenangan dan kenyamanan selalu engkau rasakan lewat belaian lembut ummi dalam doa dan dzikrullah, dalam lantunan tilawah al-quran yang ummi baca, serta dalam kenikmatan shalat dan sujud panjang ummi.

Marhaban ya ramadhan...
Alhamdulillah Allah masih memberi ummi kenikmatan untuk bertemu ramadhan kali ini, bulan yang indah dan penuh berkah. 
Subhanallah.. Allah memberi ummi kesempatan dan kekuatan untuk menjalani ramadhan ini bersamamu dalam rahim ummi..
Sungguh, sebuah kenikmatan yang luar biasa , nak. Ummi bisa membersamaimu menunaikan ibadah-ibadah dalam bulan mulia ini. Shalat, tilawah al-quran, shaum, dst. Semoga ini manjadi sarana tarbiyah untukmu, calom mujahidku..:) 

الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات

Nak, 2 hari yang lalu ummi dan abi menengokmu lewat USG. Alhamdulillah, biidznillah kondisimu cukup baik meskipun diajak shaum. Subhanallah, Ini semua karena kekuasaan Allah. Semoga Allah senantiasa memberi ummi kekuatan untuk bisa menunaikan puasa dan ibadah-ibadah lain hingga berakhirnya ramadhan nanti. Aamiin ya Rabb..
Oya, sayang.  Beratmu sekarang 781 gram. Kata dokter posisimu masih sungsang, jadi ummi mesti memperbanyak sujud agar posisimu bisa normal. Bantu ummi ya nak.. Perlahan ubah posisi tubuhmu, gerakkan badanmu sampai posisi kepalamu di bawah perut ummi dan kakimu di bagian atas perut ummi. oke, sayang...:) Semoga kelak engkau bisa lahir dengan normal, selamat dan sehat. 

"Ya Robb kami, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada dua orang ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih". (QS An Naml:19).

Sayang, dengan bismillah mari kita nikmati ramadhan ini bersama dengan penuh kesyukuran. Bantu ummi untuk menghiasinya dengan amalan-amalan ibadah sebagai bekal partemuan dangan Rabb kita, Allah yang Maha Rahman.

Ummi mencintaimu karena Allah...

~~Sepenuh Cinta, Ummu Ghumaisha'  

Selasa, 10 Juli 2012

Untuk Suamiku Dunia Akhirat



~~Sepenuh Cinta, Istrimu..

Surat Cinta Untuk Suamiku


Suamiku..
Entah dengan apa ku harus menggambarkan segala rasaku padamu..
Tak cukup dengan untaian kata, dan barisan kalimat barnada..
Tak mampu tergambar dengan pewarna apapun, semuanya terlalu indah..
Tak kan ada kanvas yang mampu membingkai semua warna tentangmu..
Karena kau begitu indah disini.. dihatiku..
Tahukah betapa besar rasa syukurku, ketika Allah memilihku menjadi pendampingmu..
Tak pernah ku merasa cukup mensyukuri nikmat itu..
Batapa bahagiaku ketika kau memilihku diantara sekian banyak bidadari yang jauh lebih indah di luar sana..
Kau tahu dengan sangat tahu, aku hanya wanita dengan segala keterbatasan. dan kau tetap memilihku..

Duhai lelaki pilihan Allah untukku..
Tahukah betapa buncahan di dada ini seakan ingin meledak, membawaku ke awan yang hanya mampu kuekspresikan dengan air mata.
ketika dari lisanmu kau sebut namaku dalam lantunan ijab kabul yang suci.
ketika itu pula ku abdikan diriku padamu, dengan segala ketundukan yang kumiliki..
dan kau tahu, bahwa akan ku patuhi inginmu selama tak bermaksiat pada Sang Maha Kasih, Rabbul 'izzati..

Duhai Lelakiku, penghias mata dan hatiku..
Tak pernah ku lalui tiap hari kecuali kulalui hanya dengan jatuh cinta padamu..
Tak akan pernah berkurang rasa ini padamu, karena disini di hati ini kaulah yang terindah..
Dan akupun berharap dengan segala kekuranganku, kau sudi menjadikanku perhiasan terindah di mata dan hatimu..
Aku tahu, diri ini tak jelita dan tak secerdas 'Aisyah, apa lagi setakwa Khadijah, Namun sungguh ku akan belajar mencintaimu seperti mereka, cinta yang terbingkai atas namaNya..

Kasihku, pewarna terindah dalam hidupku..
tahukah betapa tiap pagi kulalui dengan rasa cemas melepasmu pergi, sungguh bukannya ku tak percaya pada kesetiaanmu.
Namun mungkin karena cinta ini begitu besar padamu, dan akan berakhir dengan pelukan penuh rindu ditiap senjaku..
menyambutmu dengan segenap rindu dan cintaku.

Pelipur laraku..
Aku pun tahu betapa lelah dan penat harimu, bergelut dengan rutinitas kerjamu..
Kau lalui dengan penuh keikhlasan demi aku, demi anak-anak kita kelak, demi kami amanahmu dariNya..
Sungguh, ketika kau lelap dalam tidurmu, aku menangis menatapmu dalam wajah lelahmu..
Betapa ku hargai tiap tetesan keringatmu, bukan berapa banyak yang telah kau beri, namun berapa banyak cinta dalam tiap tetes keringatmu, dalam tiap lelahmu.. Dan aku selalu merasa cukup dengan itu..

Cintaku, labuhan hatiku..
Gandeng tanganku ke FirdausNya..
Jangan segan membangunkanku di 1/3 malam terakhir, bersama kita mengarungi samudra cinta dalam lautan dzikir..
Jangan pernah segan menegurku dalam tiap khilafku, aku adalah wanita bisa, ada kalanya ku berbuat salah padamu, maka bersabarlah padaku, jangan membentakku atau membiarkanku..
Kau tahu, aku adalah kaum yang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok..
Tatap mataku dengan cintamu, genggam tanganku dan nasihati aku dengan lembut. kau akan menemukanku menangis dalam dekapanmu.. dan kau akan kembali memiliki hatiku..

Kekasihku dunia akhirat..
Kau adalah nahkodaku, kemana kau mengarahkan haluan rumah tangga kita, disitu pula aku akan mengikutimu..
Maka jadilah imam yang baik untukku, Ajarkan aku mencintaimu karenaNya..
Ridhalah padaku, maka Rabb kitapun akan Ridha padaku..
Mudahkanlah jalanku ke JannahNya..
Sungguh, cintaku padamu akan bertambah seiring ketakwaanmu padaNya, dan akan berkurang dengan kemaksiatanmu pada-Nya..
Aku mencintaimu karena Allah..

Ditahun ke 2 pernikahan kita, 10 Juli 2012 
~~Sepenuh Cinta, Istrimu..



Selasa, 03 Juli 2012

Catatanku #4

Bismillah...

Assalamu'alaikum nak, apa kabarmu ?? Semoga engkau dalam keadaan sehat wal'afiat.
23 minggu sudah engkau meringkuk dalam rahim Ummi. Bagaimana disana, hangat bukan? Apakah engkau bisa bobo dengan nyaman? Apakah kebutuhan makan dan minummu tercukupi?  Ummi  berharap dirimu bisa merasakan kehangatan cinta yang Ummi alirkan setiap hari, setiap detik. Juga bait-bait doa yang Ummi lafalkan pada setiap detakan jantung, pada setiap helaan nafas. Semoga engkau juga menikmati sejuknya lantunan dzikir dalam setiap belaian Ummi untukmu, sayang..

Pekan lalu Ummi dan Abi menengokmu melalui USG. Alhamdulillah, menurut dokter engkau sehat, gerakkanmu bagus dan detak jantungmu juga baik. Insya Allah engkau adalah anak laki-laki, sayang.

Tahu nggak, nak.  Abi bahagia sekali mendengar kabar ini. Ummi pun juga begitu.
Engkau adalah anugrah dari Allah untuk kami, nak.. 

Setiap tahap perkembanganmu yang menakjubkan adalah kesyukuran kami dan limpahan kasih sayang Allah untuk kita.
Subhanallah. Alhamdulillah.. Laa ilaha illallah.. Allahu akbar..



فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Anakku, engkau masih ingat dengan diskusi-diskusi kita kemarin kan??
Bahwa Ummi sangat mencintaimu, begitupun Abi. 
Tapi tahukah engkau, nak. Ada yang lebih mencintaimu melebihi kami berdua. 
Dialah Allah, Pemilik seluruh semesta ini.Allah lah yang menciptakanmu, menempatkanmu dalam rahim Ummi yang gelap, merawat dan menjagamu melebihi perawatan dan penjagaan kami terhadapmu.Hanya kepada Allah Ummi dan Abi berdoa dan meminta segala kebaikan, keselamatan, dan kesehatan untukmu. Karena Allah lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, nak.. 


 يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِّن بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
."Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?".
{Az-Zumar ayat 6}

Hari berganti hari, gerakmu semakin banyak dan semakin dapat ummi rasakan. Setiap hari pula, Abi selalu ingin menikmati perkembanganmu lewat gerakmu. 
Sering Abi menyapamu, Nak. mengajakmu berdzikir, mengaji, dan berbicara. Sebagaimana yang Ummi lakukan kepadamu. 
Kami selalu ingin menikmati sapaanmu sambil tak henti-hentinya berdecak kagum dan bersyukur atas semua keajaiban ini. Subhanallah... Amazing...

Anakku, engkau menyambut fitrahmu sejak ditiupkannya ruh kepadamu, ketika empat bulan usiamu dalam rahim. Engkau telah melakukan perjanjian dengan Allah, Rabb semerta ini.


“Dan ingatlah ketika Tuhan-mu Mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah Mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya Berfirman), “Bukankah aku ini Tuhan-mu? Mereka menjawab, “betul (Engkau tuhan kami), kami menjadi saksi”…..(QS.Al-A’raaf:172)

Menjadi anak yang shalih dan penyejuk hati keluarga, itulah doa dan harapan  kami, nak..
Semoga engkau terus tumbuh dalam naungan kasih sayang dan keridhaan Ar-Rahmaan, Bunayya..

#Nak, aku mencintaimu... Sungguh, Karena Penciptamu menyuruhku begitu..

~~Sepenuh Cinta, Ummu Ghumaisha'